Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Maaf, Tak SeleveMaaf, Tak Seleve
Oleh: Webfic

Bab 12 Mungkin Dia Menyukaimu

Begitu melihat wanita itu, tatapan Reza jadi lebih lembut. Dia tiba-tiba teringat sesuatu, "Gisel, seingatku kamu juga kerja di divisi produk perawatan kulit, 'kan?" "Benar, Kak Reza. Memangnya kenapa?" tanya Gisel. "Bukankah kamu wakil manajer? Dengan pengalamanmu, kalau manajer lama keluar, bukankah kamu seharusnya naik jabatan jadi manajer?" Gisel menggigit bibir, "Memang seharusnya begitu, tapi malah datang orang baru dan langsung duduk di posisi itu!" Mendengar itu, Reza semakin yakin kalau Ardelia pasti dipelihara pria kaya! Benar-benar tidak tahu malu! Bagaimana mungkin Keluarga Lume bisa punya orang seperti itu? Reza tampak kecewa dan melihat Gisel dengan tatapan dalam, "Kamu ingin jadi manajer? Aku bisa membantumu." Gisel adalah teman adiknya, bantu sedikit juga bukan masalah. "Benarkah Kak Reza?" Gisel tampak sangat senang. "Tentu saja." Reza tersenyum, namun matanya terlihat dingin. Di dalam kantor. Ardelia bertanya, "Kenapa kamu datang ke sini?" Kenzo melangkah mendekat, "Kalau aku nggak datang, bagaimana dengan lipstikmu?" Dia membuka telapak tangannya dan lipstiknya ada di sana. Ardelia mengambilnya. Ujung jarinya tanpa sengaja menyentuh jemarinya yang kasar tapi penuh kekuatan. Dia buru-buru menarik tangannya, "Terima kasih." "Orang tadi kakak dari Keluarga Lume?" Nada Kenzo terdengar jijik. Ardelia juga merasa malu, "Ya, benar. Tapi aku sudah nggak peduli. Lagi pula aku punya orang tua dari Keluarga Myles." "Hmm. Kalau mereka menindasmu, beri tahu aku," kata Kenzo dengan nada datar. Ardelia merasa aneh, tapi tetap menjawab, "Terima kasih sudah membantuku hari ini." "Hanya ucapan terima kasih saja?" Mata dalam dan tajam Kenzo menatapnya. Ardelia berpikir sejenak, "Kalau begitu aku traktir kamu makan. Waktu itu kamu sudah mentraktirku dan membantuku hari ini. Kamu mau makan di mana?" "Di rumahmu." Kenzo menjawab tanpa ragu. Suasana langsung hening sesaat. Ardelia menatap Kenzo sambil mengernyit. Kenzo berkata dengan suara rendah dan berat, "Aku sudah bosan makan di luar, ingin makan masakan rumahan. Apa jangan-jangan, Nona Ardelia yang terkenal ini nggak bisa masak?" Perkataan itu berhasil memancing Ardelia. Ardelia sejak kecil berjiwa kompetitif dan ucapan Kenzo memang masuk akal. Pria sepertinya pasti bosan dengan makanan restoran, "Tentu saja bisa. Tapi lebih baik aku traktir makan di luar saja." Dia tidak terbiasa membiarkan pria asing datang ke rumahnya. Kenzo memasukkan kedua tangan ke saku dan berkata santai, "Kamu takut aku akan melakukan sesuatu padamu? Nggak perlu khawatir. Ya sudah, terserah kamu, aku pergi dulu." "Baik, hati-hati di jalan." Ardelia menatap punggungnya, entah kenapa merasa aneh. Bukankah Kenzo orang yang dingin? Jadi Ardelia menceritakan hal itu saat menelepon temannya. Calista berkata saat mendengarnya, "Menurutku cuma ada dua kemungkinan!" "Coba katakan." "Pertama, dia sengaja mendekatimu untuk memanfaatkanmu, supaya bisa mendapatkan dokumen rahasia keluarga Myles. Kedua ... menyukaimu!" ujar Calista dengan yakin. "Kenapa dua-duanya terdengar nggak masuk akal?" Keluarga Farren dan Keluarga Myles sama kuatnya. Kenzo tidak mungkin sampai mengorbankan diri untuk mencari informasi rahasia. Soal suka ... rasanya juga tidak mungkin. Calista berkata, "Aduh, aku pernah melihat Kenzo dari jauh dan itu saja sudah hampir pingsan. Auranya nggak main-main. Menurutku, apa pun niatnya, kamu bisa manfaatkan situasi ini untuk mendekatinya. Kalau kemungkinan pertama, kamu ambil rahasianya juga. Tapi kalau kemungkinan kedua, bukankah kamu untung besar?" "Kamu lebih baik syuting saja." Begitu waktu rapat tiba, Ardelia menutup telepon. Saat sampai di ruang rapat, hanya ada beberapa orang yang duduk di sana. Padahal tim pengembangan produk perawatan kulit setidaknya ada dua puluh orang. Asistennya tampak kesal, "Bu Ardelia, aku sudah kasih tahu mereka." Ardelia tetap tenang dan duduk di kursi paling depan. Dia berkata datar, "Kasih tahu lagi. Kalau sepuluh menit lagi mereka belum datang, langsung pecat."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.