Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Maaf, Tak SeleveMaaf, Tak Seleve
Oleh: Webfic

Bab 16 Vienna yang Sinis

Ardelia, "..." Sudut bibirnya berkedut, "Nggak disangka kamu ternyata ... pandai bicara juga." Kenzo menatap Ardelia, "Aku memang selalu berpikir begitu." Tatapannya terasa panas, sampai Ardelia tanpa sadar mengalihkan pandangan. Udara di ruangan itu cukup dingin, Ardelia mengusap lengannya. Sedetik kemudian, jas Kenzo sudah tersampir di bahunya. Aroma kayu yang lembut bercampur dengan kehangatan tubuh pria itu membuat Ardelia merasa nyaman dan dia menatap Kenzo dengan kaget. "Hati-hati masuk angin," ujar Kenzo. Mata Ardelia berkilat. Dia selalu mengira pria ini dingin dan tidak berperasaan, tapi ternyata selama makan, dia justru begitu perhatian. Di sisi lain, suasananya tegang. Saat sedang makan, Vienna tiba-tiba mendapat telepon dari Gisel, "Vienna, kontrakmu sebagai duta merek dibatalkan oleh perusahaan!" "Kenapa bisa seperti itu? Nggak ada alasannya?" Vienna menggenggam ponselnya dengan erat. Itu adalah kontrak bayaran tertinggi yang pernah dia dapat. "Nggak ada alasan! Pasti perbuatan wanita jalang itu!" Gisel menggertakkan gigi. "Ardelia pasti sengaja ingin melawanku!" "Ardelia?" Vienna kaget. "Ya! Dia adalah manajer, pangkatnya di atasku!" Gisel berkata dengan marah dan tidak rela. Setelah telepon ditutup, Reza langsung bertanya dan Vienna pun menceritakan semuanya dengan sedih. Amarah Reza pun langsung membuncah. "Wanita jalang itu berani memakai jabatannya sebagai manajer untuk membatalkan kontrakmu! Keterlaluan sekali!" Reza segera berdiri. Vienna berkata, "Kakak, apa yang ingin kamu lakukan?" "Mereka pasti sudah hampir selesai makan. Begitu kita mengambil fotonya mereka dan kirim ke istri pria yang memeliharanya, maka habislah dia!" ujar Reza dingin. Vienna sangat senang, tapi malah berkata, "Bukankah begitu kurang baik? Kalau begitu masa depan Kak Ardelia bisa hancur?" "Itu pantas buat dia! Vienna, jangan terlalu baik, nanti kamu malah diinjak orang!" kata Reza sambil melihat Vienna dengan sayang. Vienna tersenyum manja, "Bukankah aku ada Kakak? Apa pun yang terjadi, Kakak pasti akan membereskannya untukku." "Tentu saja. Mereka pasti sudah hampir selesai makan. Ayo, kita pergi awasi mereka," ucap Reza dengan dingin. Keduanya pun berdiri di tangga. Dari sini, mereka bisa melihat orang-orang keluar dari ruang VIP. Tak lama kemudian, Ardelia benar-benar keluar. Reza dan Vienna langsung mengawasinya. Detik berikutnya, seorang pria tinggi muncul di belakangnya. Auranya sangat luar biasa dan wajah pria itu membuat keduanya tertegun di tempat. Wajah setampan itu, bisa menyaingi artis mana pun. "Kakak, apakah itu orang yang memelihara Kak Ardelia?" tanya Vienna dengan ekspresi terkejut, bahkan sedikit iri. "Benar, aku pernah melihatnya waktu itu, tapi juga nggak yakin." Vienna mengerutkan kening, "Aku rasa kita mungkin salah paham. Pria tampan seperti itu, bagaimana mungkin memelihara Kak Ardelia?" Tiba-tiba Reza seperti baru sadar sesuatu, "Aku sudah tahu! Bisa jadi justru Ardelia yang memelihara pemuda ini. Ardelia dipelihara orang lain, terus dia memelihara pria lain, sungguh menjijikkan!" Sambil bicara, Reza mengeluarkan ponselnya, "Aku foto dulu, aku pasti akan menemukan pria yang memeliharanya." Begitu ponsel baru dikeluarkan, mata pria itu menatap ke arah mereka. Entah kenapa Reza langsung merasa punggungnya dingin dan spontan bersembunyi. Kenzo tersenyum tipis, "Sepertinya lumayan banyak tikus di sini." Ardelia meliriknya dengan dingin, "Benar." "Kalau kebanyakan tikus kadang menyebalkan juga. Perlu aku bantu singkirkan?" Kenzo mengangkat alis, matanya yang indah menatap Ardelia. Matanya seperti lubang hitam, memikat dan menawan. Ardelia menatap Kenzo, mulai meragukan kebenaran ucapan Calista. "Terima kasih atas niat baikmu, tapi urusan begini aku bisa tangani sendiri," jawab Ardelia dengan sopan tapi berjarak. Kenzo menatapnya sambil menunduk sedikit dan bibirnya terangkat, "Paling nggak untuk beberapa waktu ke depan kita adalah tetangga. Jadi kalau butuh bantuan, hubungi aku kapan saja." "Baik." Ardelia mengangguk. "Mau pulang ke rumah?" tanya Kenzo. Ardelia merasa agak aneh. Padahal mereka kembali ke kompleks yang sama, tapi rasanya seperti pulang ke rumah bersama. Dia berpikir sebentar, lalu menjawab, "Ya." Begitu sampai di rumah, Ardelia langsung menyiapkan air mandi sambil memantau perkembangan di internet. Vienna yang baru saja dipecat dari posisi duta merek langsung mengunggah postingan di Instagram dengan nada sinis, [Sepertinya aku memang nggak pantas dengan Grup Yolan. Aku akan berusaha lebih keras lagi, semoga lain kali bisa kerja sama lagi.]

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.