Bab 8 Nyonya Besar Aruna Mengumumkan Identitas Ardelia
Melisa langsung tersadar dan berkata, "Aku rasa benar! Belakangan ini memang nggak ada hal penting lain, hanya itu saja."
"Wah, Vienna hebat sekali!" Bibi menatap Vienna dengan kagum. "Di generasi ini, hanya kamu wanita yang paling berbakat sampai nyonya besar pun ikut senang. Padahal selama ini dia beristirahat di kampung dan jarang mengurus masalah keluarga."
"Ya, Kakak sangat hebat." Adik sepupunya, Kaira Lume, ikut menjilat.
Vienna tersenyum, tapi dia sangat rendah hati, "Belum tentu karena itu juga."
"Sekarang mana ada hal lain, pasti karena itu!" Kaira berkata sambil tersenyum, matanya menyiratkan rasa iri sekaligus kagum.
Vienna pun semakin yakin dan merasa sangat senang.
Walaupun Nyonya Besar Aruna sudah pensiun, tapi masih menjabat sebagai Presdir perusahaan. Orangnya tegas, jarang tersenyum, dan sangat ketat terhadap cucu-cucunya. Vienna sudah berulang kali berusaha mengambil hatinya, tapi belum pernah berhasil membuat Nyonya Besar Aruna tersenyum.
"Sepertinya nenek sudah men

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda