Bab 1275
Bibir Hendy yang pucat pasi menyunggingkan senyum dingin. "Jadi, sekarang kamu sudah menemukan pria yang peduli sama kamu, ya?"
Hati Syuri tertusuk oleh senyuman mengejeknya.
"Apa kamu pikir Bram menyukaimu? Apa kamu pikir dia peduli sama kamu? Cuma karena kalian berhubungan satu malam dan dia ngasih sekotak obat maag, kamu merasa dia punya perasaan sama kamu, gitu?"
Hendy berhenti mencekik lehernya, dan kini menunjuk dahi Syuri dengan ujung jarinya. "Awalnya aku pikir, walaupun kamu murahan, seenggaknya kamu masih punya otak."
"Tapi kayaknya, sekarang kamu sama sekali nggak guna. Memberimu wajah Clarine penghinaan buat wajah ini."
Di mata Syuri, wajah pria yang dicintainya selama sepuluh tahun itu berangsur-angsur kabur, asing, dan jauh.
Air mata kepedihan mengalir tanpa henti. Namun, Hendy tetap tidak tergerak. "Jangan mimpi terlalu tinggi. Aku kenal banget keluarga Tanuwijaya."
"Mereka kayak aku, cuma mencintai Clarine. Cuma ada Clarine di hati mereka, dengan latar belakangmu sebaga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda