Bab 21 Aku Membawa Kakak Iparku ke Sini
Empat tahun kemudian.
Hembusan angin tiba-tiba menerpa tirai dengan liar, udara panas membawa bau amis. Alis Ferdy berkerut dan secara naluriah berkata, "Tutup jendelanya. Jessy nggak boleh terkena angin."
Ferdy membanting pena ke arah Melina yang berada di depannya. Melina hanya bisa menatapnya dengan tak berdaya.
"Pak Ferdy, kamu perlu segera mengobati penyakitmu. Kamu nggak bisa menunda lebih lama lagi."
Wajah Ferdy agak pucat. "Selamat tinggal."
Melina sangat marah hingga hampir membalikkan meja. "Selamat tinggal. Ngomong-ngomong, aku dengar kondisi Arselina sangat buruk. Apa kamu benar-benar berencana mengurungnya seumur hidup?"
Ferdy tersenyum tipis, tapi terlihat kejam. "Kalau sakit, ya perlu perawatan, terutama kalau sakit jiwa. Aku khawatir melepaskannya akan menjadi ancaman bagi masyarakat."
Melina mengerutkan bibir. Setelah jeda yang lama, Melina berkata, "Maaf."
Ferdy melambaikan tangannya. "Aku pergi."
Di dalam mobil, Ferdy menekan pelipisnya dan bertanya kepada Gianos, "A

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda