Bab 53
Wajah Calvin memerah, dia refleks ingin menarik tangannya.
"Nggak apa, aku 'kan laki-laki, kulitku tebal. Luka kecil begini sama sekali nggak masalah."
Vina mengambil sedikit salep putih dan mengoleskannya perlahan di luka Calvin.
Aroma mint dari salep menyebar di kulit yang terkena luka bakar, tapi yang lebih membuat gatal adalah helaian rambut Vina yang tergerai saat dia menunduk.
Tubuh Calvin menegang di tempat, bahkan napasnya jadi lebih ringan tanpa sadar.
"Sudah kena luka bakar masih sibuk menjamu orang. Sakit nggak?" tanya Vina.
Calvin langsung menggeleng tanpa pikir.
"Ngg ... nggak sakit."
Vina mendongak menatapnya, lalu tiba-tiba menekan sedikit lebih keras. Calvin menarik napas dalam, tapi tetap tak menarik tangannya.
"Bohong."
Vina mendengus pelan, tapi mengurangi tekanannya.
"Kak Calvin! Kuenya sudah siap!" Terdengar suara teriakan dari halaman depan.
Begitu Calvin mendapat kesempatan, dia langsung menarik tangan Vina.
"Kita potong kue dulu!"
Di ruang makan, kue cokelat tig

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda