Bab 63
"Terus kenapa? Aku nggak boleh jenguk Bibi Sisil?"
Lona sengaja meninggikan suara.
"Kalau bukan karena kamu ikut campur, orang yang paling disayang Bibi Sisil itu aku! James juga seharusnya milikku!"
Beberapa meja di sekitar langsung menoleh, mulai berbisik-bisik.
Vina tetap tenang, membuka tas tangannya dan mengeluarkan sebuah kartu hitam, lalu meletakkannya ringan di atas meja.
Manajer kafe segera berlari mendekat dan dengan penuh hormat menerima kartu tersebut.
"Nona Vina, ada yang bisa saya bantu?"
"Kosongkan kafe ini," jawab Vina datar.
Belum sampai tiga menit, semua tamu kafe sudah dipersilakan keluar dengan sopan, bahkan para pelayan pun mundur ke dapur.
Di ruang kafe yang luas, hanya tersisa Vina dan Lona.
Saat itulah Lona mulai panik, meski masih keras kepala.
"Kenapa? Nona Vina takut orang lain tahu kalau kamu rebut pacar orang?"
Vina dengan anggun menarik kursi dan duduk.
"Lona, kamu tahu nggak kenapa Dita kabur secepat itu?"
"Karena dia penakut!" Lona berusaha mempertahanka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda