Bab 15
Setelah berkata demikian, dia membuka pintu.
"Masuklah, beristirahatlah sebentar di dalam."
Semua orang sangat gembira dan segera membantu Monica masuk ke dalam kamar.
Setelah diberi sedikit air gula, Monica perlahan-lahan siuman.
Dia menatap sekeliling dan hal pertama yang dilakukannya adalah menggenggam tangan Kirana. "Kirana, akhirnya kamu mau membiarkan kami masuk. Apakah kamu sudah mau memaafkan kami?"
Kirana spontan menarik tangannya kembali. "Nggak, aku nggak mau memaafkan kalian."
"Biarkan kalian masuk hanya karena aku nggak mau kamu mati di depan pintu rumahku."
Tatapan mata Monica seketika meredup, sementara Farhan dan George menundukkan kepala.
Harvey mengangkat kepala, matanya memerah. "Kirana, aku tahu luka yang pernah kusebabkan padamu terlalu dalam. Wajar jika kamu belum bisa memaafkan, tapi aku nggak akan menyerah. Aku akan terus menunggu di pulau ini hingga suatu hari kamu mau memaafkanku."
Kirana menatapnya. "Paman, kamu nggak merasa kata-katamu itu konyol? Kamu adala

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda