Bab 21
Namun Kirana hanya menggelengkan kepala dengan dingin. "Sudah terlambat."
Terlambat.
Terlambat.
Terlambat.
Hanya kata singkat itu membuat Harvey seakan disambar petir.
Harvey menyaksikan Kirana menatap Darren dengan penuh kasih, mengangguk pelan dan berkata, "Aku bersedia." Saat itu, dia merasa dunianya runtuh.
Suara tawa dan sorak gembira di sekelilingnya seakan berubah menjadi ejekan tanpa belas kasih, hatinya terasa ditusuk oleh rasa sakit yang tajam.
Penyesalan menenggelamkannya bak gelombang pasang. Dia tak pernah menyangka, semua perbuatan yang dilakukannya di masa lalu justru telah mendorong Kirana. wanita yang dicintainya ke pelukan pria lain.
Dia menatap Kirana dan Darren saling berpelukan erat, matanya dipenuhi keputusasaan, tapi hatinya enggan menyerah.
"Nggak apa-apa, meski kamu bersama dia sekarang, suatu hari kalian mungkin akan berpisah." Suara Harvey bergetar dan mengandung keteguhan. "Seumur hidup aku takkan menikah, selain denganmu. Aku bisa menunggu."
Seolah-olah kat

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda