Bab 2807
Pada akhirnya, Ardion menatap Jack dengan tatapan agak bingung. Dia menyadari bahwa Jack tidak hanya tidak menunjukkan penderitaan, tetapi juga menunjukkan ekspresi wajah yang tenang, bahkan menatapnya dengan tatapan penuh ejekan.
Mengejek?
Situasi apa yang terjadi?
Ardion mengerutkan kening, lalu mencibir seraya berkata, "Jack, kamu cuma duduk diam saja. Sepertinya hubungan persaudaraan kalian itu juga palsu."
Jack meliriknya sambil menyahut, "Sekarang masih belum pasti siapa yang akan menderita."
Ardion mencibir dan berkata, "Apa kamu masih mau membohongi dirimu sendiri? Kalau bukan Saka yang menderita, jadi bibiku yang harus menderita?"
"Selamat, tebakanmu benar," tandas Jack sambil tersenyum.
"Kamu benar-benar tangguh!"
Ardion mencibir, tetapi setelah meliriknya di lantai atas, dia menjadi agak tidak sabar untuk menunggu.
Pada saat ini, seseorang menyahut dengan nada menghina, "Yang Mulia, kenapa kamu perlu membuang banyak waktu cuma untuk berbicara dengannya? Kenapa nggak menghamp

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda