Bab 5
Saat terbangun, aku mendapati diriku tidak berada di area tangga, melainkan di dalam sebuah kamar.
Aku segera membuka baju untuk memeriksa seluruh tubuhku.
Kulitku yang halus sudah rata, dengan pembuluh darah yang kebiruan.
Hanya pergelangan kaki kananku yang dibalut dengan perban.
Sesekali masih terasa nyeri.
"Aduh, kakimu baru dibalut, kenapa dibuka lagi?"
Seseorang yang tak asing bagiku masuk ke dalam kamar.
Melihat tanganku yang hendak membuka perban, orang itu segera menghalangiku.
Orang itu adalah nenek tua yang kutemui di kereta, namanya Nenek Tari.
Kok bisa nenek ini ... ?
Sebuah dugaan berani muncul di benakku.
Mungkinkah Nenek Tari yang memancingku datang ke sini?
Mungkinkah dia bercerita tentang manusia lipan untuk menjebakku ke sini?
Aku mendorong Nenek Tari, lalu membuka perban sambil menahan sakit.
Takutnya, ada lipan di bawah kulit kakiku yang diperban.
Namun, selain pergelangan kaki yang bengkak, kenapa tidak ada bekas luka lainnya?
"Nona, kamu ini kenapa?"
"Kamu pingsa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda