Bab 468
Tidak bisa dipungkiri, orang di balik sindikat ini adalah seorang genius yang sangat pandai berbisnis.
"Qiara disiksa sebelum dibunuh. Orang-orang sindikat punya cara sendiri untuk menyiksa musuh-musuhnya. Waktu Ben dan Yesa kembali, mereka menemukan video Qiara yang disiksa di lokasi itu. Siksaannya sangat kejam dan sudah di luar batas yang bisa ditanggung manusia, tapi Qiara ... sampai mati pun nggak membocorkan rahasia tentang para pemberontak."
Yoga menarik napas dalam-dalam dan memikirkan Qiara. Seorang perempuan yang telah lama menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga ternyata bisa melakukan hal ini.
"Kalimat terakhir Qiara adalah, 'Suatu hari nanti, cahaya akan menghancurkan segala kegelapan.'"
Yoga mungkin baru saja pulang dari kantor Yesa.
Dia juga mengabarkan bahwa mayat Tami tidak bisa ditemukan meski Yesa dan Ben sudah mencari cukup lama. Kemungkinan besar mayat Tami dibawa pergi Qiara. Namun, karena Qiara juga sudah terbunuh, tidak ada yang tahu ke mana dia membawa pergi mayat Tami.
"Qiara adalah orang dari kelompok pemberontak. Sudah pasti sindikat akan menyingkirkannya. Dia sengaja membuat sindikat membawanya ke lokasi perdagangan manusia agar polisi bisa menemukan tempat itu dan menyelamatkan anak-anak berbakat yang diculik." Aku meletakkan gelas di atas meja dan berkata lagi, "Ini adalah pukulan telak buat sindikat."
Dalam hal kejahatan genetik, sindikat telah membuat rantai industri mulai dari perdagangan manusia hingga eksperimen terhadap manusia yang berujung pada kloning untuk pasokan organ tubuh ke seluruh dunia dan pengembangan bayi tabung. Dari dua kegiatan itu, berbagai jenis sel induk, hemoglobin, dan lain-lain, dijual secara ilegal ke industri kecantikan dan anti-penuaan.
Setiap harinya, ribuan orang dikabarkan hilang di seluruh dunia. Orang-orang yang hilang itu layaknya domba yang disembelih dan berakhir di meja makan orang-orang yang berada puncak piramida kekuasaan.
Mereka benar-benar memangsa orang lain dan menginjak-injak nyawa serta hak asasi manusia.
Sekelompok orang pun mulai bermunculan melawan sindikat itu. Para pemberontak ini merancang pembunuhan berantai sebagai awal dari permainan mereka.
Masuk ke dalam permainan ini adalah jalan kematian.
Saat di gedung permainan maut, Yudhi juga mengucapkan hal yang sama.
Setiap orang yang masuk ke kelompok pemberontak adalah korban dan pembunuh. Mereka sudah ditakdirkan mati sejak bergabung.
Qiara juga begitu.
Dia sadar bahwa dirinya telah melakukan kejahatan yang bisa dijatuhi hukuman mati dan dia tahu bahwa suatu hari nanti dia juga akan mati. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk terlibat dalam permainan maut dan membuka sedikit tirai yang menutupi sindikat rekayasa genetik.
"Sekarang polisi sedang menyelidiki kasus ini dan prosesnya kemungkinan akan lama. Tapi, dengan adanya anak-anak genius yang bisa diselamatkan, polisi pasti bisa menemukan petunjuk dengan cepat." Yoga mengangkat bahu dan melanjutkan, "Kita bisa kembali ke hidup kita masing-masing. Aku harus fokus buat ujian masuk perguruan tinggi dan kalian bisa fokus pada kehidupan kalian. Serahkan saja sisanya pada polisi."
Maksud perkataan Yoga adalah kami telah cukup banyak membantu kepolisian. Untuk selanjutnya, biarkan polisi yang menyelidiki.
"Kalau banyak yang menghalangi, sinar matahari sulit masuk," kataku pelan sambil melirik Davin.
Awan gelap sepertinya mulai terpecah, tetapi naif jika kami berharap cuaca akan segera cerah.
"Pak, Lennon memiliki 15% saham Pak Yahya dan sudah menjadi anggota dewan direksi Perusahaan Isman. Dia mendirikan perusahaan sendiri di Kota Hairo dengan nama Grup Lennon yang bergerak di bidang media, manajemen bisnis, pariwisata, dan lain-lain. Cakupannya sangat luas dan dia berhasil mendapatkan investasi dalam waktu singkat. Cabang perusahaannya juga berkembang pesat."
Fendi berjalan masuk dan melaporkan pergerakan Lennon kepada Davin.
Aku mengambil segelas air lagi dan berpikir keras.
Lennon adalah orang yang cerdas dan tahu bagaimana menggunakan kemampuannya. Dia ingin sedang ingin unjuk gigi.
Saat ini dia sudah memiliki perusahaannya sendiri. Meskipun belum mampu menyaingi perusahaan lama seperti perusahaan milik Keluarga Japardi, dia bisa meningkatkan kekayaannya hingga dua kali lipat.
"Orang-orang di luar sana menertawakanmu. Mereka bilang, tindakanmu menjual Perusahaan Isman ke Perusahaan Zendrato itu nggak ada untungnya." Yoga menatap Davin sambil tersenyum. "Mereka pikir kamu bodoh."
"Nggak apa-apa, jual saja," sahutku tanpa sadar sambil memegang erat tangan Davin.
Aku teringat rencana lama Davin. Selain itu, aku tidak ingin menjadi kapitalis yang berada di puncak rantai makanan.
Hanya kematian yang menunggu di akhir permainan ini. Aku tidak ingin Davin terlibat.
"Pak Yahya datang." Dari taman, Paman Bisu menggerak-gerakkan tangan dalam bahasa isyarat. Fendi meliriknya, lalu melaporkan ke Davin.
Lagi-lagi, Pak Yahya datang bersama sekumpulan lintah dari Keluarga Isman.