Bab 488
Kematian adalah hal paling adil yang diberikan oleh alam. Pada saatnya, setiap orang akan mati.
Namun, selalu ada orang yang ingin menentang alam dan melepaskan diri dari belenggu.
Mereka menginginkan umur panjang dan awet muda, singkatnya keabadian.
Saat uang dan materi tak lagi memberi kepuasan, beberapa orang terus memperbesar hasrat hingga akhirnya menyentuh sisi gelap hati mereka.
Perkembangan berjalan lambat, sedangkan manusia hidup hanya beberapa puluh tahun saja. Bagi para orang kaya, uang hanyalah angka. Keseharian yang dihabiskan dalam hidup mewah dan lingkungan yang nyaman pun perlahan mulai terasa membosankan.
Mereka membutuhkan sesuatu yang baru, hal menarik untuk melawan kejenuhan mereka.
Kehidupan abadi menjadi pilihan. Hal itu selalu dicari dari zaman ke zaman.
Duduk di tempat tidur sel, aku menatap kamera CCTV di sudut.
Kamera CCTV itu berputar dan lampu merahnya berkedip. Ada orang yang sedang mengawasiku sekarang.
CEO Perusahaan Zendrato mungkin telah memberikan banyak uang kepada sindikat untuk bisa mengawasiku seperti ini tiap hari.
Aku mengacungkan jempol ke arah kamera, ingin berterima kasih.
Bagaimanapun juga, CEO misterius itu telah mengadopsiku. Aku harus membuatnya senang agar bisa bertahan hidup di sindikat tanpa rasa takut.
CEO itu sudah membeliku, jadi orang-orang sindikat tidak akan sembarangan menggangguku, kecuali ingin kehilangan pemodal.
Kamera CCTV bergerak naik turun tiga kali seolah-olah mengatakan aku tidak perlu berterima kasih.
Entah mengapa, aku juga merasa bahwa orang di belakang kamera itu ingin berkata, "Jangan takut."
Mungkin aku terlalu banyak berpikir.
Lampu merah pada kamera CCTV terus berkedip. Anehnya, hatiku merasa tenang meskipun tahu aku diawasi. Tubuhku tak lagi tegang dan aku pun menjadi lebih santai.
Namun, hari ini benar-benar melelahkan.
Aku pun tertidur nyenyak tak lama kemudian.
Suara kamera CCTV yang berputar terus terdengar. Suara itu menenangkanku seolah-olah lagu pengantar tidur.
Insting bertahan hidupku sempat membisikkan pikiran liar. CEO Perusahaan Zendrato adalah orang yang berdiri di puncak Kota Hairo. Bagaimana mungkin dia orang baik?
Orang kaya pandai berpura-pura. Sesuai prinsip ekonomi, mereka memberi sedikit bantuan, lalu mengeruk keuntungan dengan kejam.
"Shani, jangan takut. Tidurlah, aku di sini."
Dalam keadaan lelah, suara Davin terngiang di benakku.
Memang, hanya dengan memikirkan Davin, aku bisa tidur nyenyak.
Setelah aku tidur, lampu merah di kamera CCTV sepertinya terus berkedip.
Lampu itu juga masih berkedip saat aku bangun.
Entah berapa lama aku tertidur. Mungkin belum ada orang yang ditunjuk untuk mengambil alih eksperimen di sel isolasi ini, menggantikan dokter yang terbunuh tadi. Kami pun bisa tidur nyenyak.
Aku menatap heran ke arah kamera CCTV. Apakah CEO Perusahaan Zendrato tidak tidur? Untuk apa dia mengamatiku sepanjang malam? Apa yang menarik saat aku tidur?
Ada yang aneh di sini.