Bab 491
Suara gaduh terdengar dari luar sel selama beberapa saat. Namun, tidak berselang lama, suasana kembali tenang.
Aku bersandar di pintu sel dengan hati yang terasa berat.
Mereka mungkin tidak bisa melarikan diri.
Sambil perlahan memejamkan mata, aku merosot ke lantai dengan putus asa.
Perasaan benci, putus asa, marah, dan sedih mulai bermunculan.
Semua emosi itu bercampur menjadi satu dan rasanya sangat aneh.
"Subjek nomor 71 sudah mati. Subjek nomor 69 melakukan serangan bunuh diri dan akan segera dimusnahkan. Peringatan! Peringatan! Subjek nomor 63 dan 003 masih belum tertangkap. Peringatan! Peringatan!"
Tiba-tiba saja terdengar suara alarm dari luar sel.
Aku seketika membuka mata dan berdiri dengan penuh semangat.
Subjek nomor 63 dan bayi yang baru lahir itu berhasil melarikan diri?
"Peringatan! Ada serangan dari kelompok pemberontak yang membantu pelarian subjek nomor 63. Peringatan! Peringatan!"
Aku menangkupkan kedua tanganku penuh harap sambil melihat ke luar sel.
Mereka berdua selamat.
Tiba-tiba saja, tenggorokanku tercekat dan air mataku mulai menetes.
Mereka berhasil kabur. Mereka berhasil kabur!
Rasanya seperti ada secercah cahaya yang menerobos masuk di kegelapan.
Mereka berhasil melarikan diri!
Dua subjek eksperimen mengorbankan diri untuk menghambat tentara bayaran sehingga subjek nomor 63 dan bayi itu bisa selamat.
Aku berbalik dan melihat subjek eksperimen lainnya di sel.
Tanpa dikomando, mereka semua berdiri di dekat pintu seolah-olah melihat sedikit harapan.
Bola mata yang tadinya menatap sayu pun menunjukkan binar kegembiraan.
Ketiga subjek pria tadi tidak mengajak subjek perempuan, baik yang hamil ataupun tidak, karena tahu bahwa risikonya sangat besar.
Mereka menempuh bahaya dan jika ada kesempatan, mereka pasti akan kembali menolong yang lainnya.
"Subjek nomor 63 kabur!"
Natasha masuk ke ruang eksperimen dengan panik. Dia mengajak beberapa asistennya untuk memeriksa sel.
Dengan marah, dia menendang pintu sel dan berkata sambil menggertakkan gigi, "Nggak boleh ada subjek eksperimen yang meninggalkan tempat ini. Dia harus dibunuh!"
Laboratorium ini adalah tanggung jawab Natasha. Atasannya mungkin tidak akan memaafkan kesalahannya ini.
Subjek eksperimen di laboratorium ini ada yang sama sekali tidak pernah melihat dunia luar. Informasi mereka tidak tercatat dan mereka tidak memiliki bukti identitas apa pun.
Jika sampai keluar, mereka tidak akan bisa dilacak.
Mereka bahkan tidak punya rekaman sidik jari. DNA mereka pun kemungkinan besar sama dengan subjek eksperimen yang ditempatkan di luar sana.
Seandainya subjek laboratorium ini membunuh seseorang di luar dan meninggalkan sidik jari atau sampel darah, yang akan ditangkap polisi mungkin adalah subjek yang terlibat dalam eksperimen di luar.
Misalnya, jika Shani nomor 2 membunuh seseorang, bukti DNA yang ditemukan di TKP akan merujuk ke Shani.
"Gunakan segala cara! Bunuh subjek nomor 63," perintah Natasha dengan suara bergetar.
Ini adalah kesalahan besar.
Melihat Natasha seperti ini, aku pun senang dan tersenyum sinis. "Kalau keberadaan subjek eksperimen terungkap, rencana Penciptaan Dewa sindikat akan terbongkar. Kalian bersembunyi pun nggak ada gunanya nanti."
Ini adalah bencana bagi sindikat.
Kemarahan Natasha belum mereda. Dia menoleh ke arahku dan berkata, "Kelompok pemberontak nggak tahu lokasi laboratorium ini. Tapi, setelah kamu di sini, mereka bisa menemukan tempat ini dan membawa pergi subjek eksperimen dengan terencana. Sanny, kamu benar-benar hebat."
Natasha mengira aku bersekongkol dengan kelompok pemberontak untuk meloloskan subjek nomor 63.
"Sistem keamanan di laboratorium sangat ketat. Memangnya aku bisa apa?" Aku tidak bisa menahan tawa. Dia benar-benar memandangku tinggi.
Natasha mendatangi selku dan tiba-tiba menekan tombol di luar. Selku segera saja dipenuhi oleh gas sehingga aku tidak bisa bernapas. Tubuhku pun ambruk.
"Geledah dia! Cari tahu apa dia membawa perangkat pelacak!" perintah Natasha, mencurigaiku.