Bab 132
Monica makan bubur, Carlo menyantap hidangannya, sedangkan Rosie meninggalkan bangsal untuk duduk di koridor sambil memainkan ponsel.
Tiba-tiba, Carlo berjalan keluar membawa makanannya.
"Kamu cukup imut saat cemburu."
"Aku nggak cemburu."
"Kalau begitu, aku lumayan sedih."
Rosie terdiam.
Carlo akhirnya punya mulut sekarang?
"Kaelson akan kembali besok. Urusan Monica bukan tanggung jawabku lagi."
"Ya, aku tahu. Kamu sudah katakan berulang kali semalam."
Carlo mengangguk.
Melihat ekspresi Rosie yang datar, Carlo tidak tahu apakah Rosie cemburu atau hanya tidak peduli.
"Aku justru berharap kamu bisa cemburu," gumam Carlo.
Mendengar itu, Rosie menoleh padanya.
Rosie bertanya dengan serius, "Maksudmu, kamu ingin mengembangkan hubungan asmara supaya aku cemburu?"
"Bukan ...."
"Pak CEO, kurang-kurangi tonton acara kencan."
Rosie memberinya tatapan sinis.
Carlo menunduk dan makan dengan tenang.
Meski ditegur, Carlo justru merasa senang.
Dia diam-diam tersenyum.
Terkadang, dia benar-benar kesu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda