Bab 138
Rosie terbaring di atas tempat tidur, memandang lesu ke arah pernikahan di lapangan rumput tak jauh darinya.
"Nggak tega?"
Carlo keluar dari kamar mandi mengenakan jubah longgar, lalu bersandar di sofa dengan wajah puas. Matanya mengikuti pandangan Rosie.
"Burung dan ikan nggak sejalan, nggak akan pernah bertemu lagi."
"Apa kamu bersamaku untuk melupakannya?"
"Carlo, aku mengikuti suara hati."
Carlo terkekeh begitu mendengar jawaban Rosie.
Rosie pun bingung mengapa Carlo menanyakan itu.
Dulu, Rosie sangat takut punya anak. Menjadi ibu tunggal pasti sulit, kehidupan anaknya juga akan susah.
Lagi pula, Rosie merasa pria itu cukup baik.
Cukup baik dalam segala hal ....
Namun, Rosie berbohong barusan.
Saat Carlo bertanya apakah ada sedikit perasaan padanya, Rosie menjawab dengan dusta.
Dia punya sedikit rasa suka pada Carlo, hanya belum sedalam itu.
Setelah beristirahat sebentar di kamar, hari sudah senja. Rosie terbangun karena lapar.
Carlo membawanya ke lapangan rumput dekat danau.
Kursi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda