Bab 148
"Rosie, aku memang suka main-main, tapi aku tahu batas. Aku nggak pernah melakukan hal yang keterlaluan."
Keseriusan Marco membuat Rosie terkejut.
Jarang ada orang yang bisa mengemas kelakuan tak senonoh dengan begitu elegan.
"Maaf, Tuan Muda Marco, aku nggak bisa membantumu," tolak Rosie.
Jika diselidiki dan ternyata benar seperti yang Marco katakan, Keluarga Parna dan Kamil pasti akan ribut lagi.
Nantinya, yang akan terbawa-bawa hanya dirinya sendiri. Itu juga mungkin akan membawakan kerepotan yang tidak diinginkan bagi Carlo.
Urusan mereka berdua sudah berakhir sampai di sini. Rosie tidak ingin ada keterkaitan lagi.
Rosie berpikir sejenak.
"Tenang saja, aku nggak akan menyebarluaskan masalah ini."
Rosie berbalik dan pergi.
Marco pun lesu.
Dia tidak mengganggu Rosie lagi.
Dia tahu watak Rosie. Jika Rosie berkata tidak akan menyebarkan masalah ini, pasti akan ditepati.
Rosie mengusap keringat di tangannya. Hatinya gundah.
Bahkan jika anak dalam kandungan Selina bukan milik Hayden ....

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda