Bab 178
"Benar-benar di masa susah baru terlihat cinta sejati, sekarang di mana bisa menemukan orang yang tetap setia saat kita jatuh? Apalagi Nona Rosie waktu itu masih gadis, bisa mencuci pakaian Carlo sendiri, itu bukan hubungan biasa."
Widya terus mengiakan, "Ya, ya ...."
Wajahnya sudah memerah.
Wajah Rosie juga sudah memerah.
Topik ini jangan dibahas lagi deh!
Rosie cuma ingin mengacaukan Widya, ingin membuat semua orang menghapus prasangka, siapa sangka Carlo muncul saat itu.
Sungguh memalukan.
Carlo sengaja atau tidak memegang bahunya. Melihat dia yang tidak nyaman, Carlo menunduk seraya berbisik, "Terongnya sudah matang, lapar?"
Irene buru-buru mendorongnya pergi.
Usia Irene sudah bertambah, tetapi tidak bisa melihat anak muda menggombal di depannya.
"Pergi, pergi! Kalian pergi saja, makan dulu, aku yang urus di sini."
Carlo tersenyum, menunggu arahan Rosie.
Wajah Rosie memerah. "Ibu, aku pergi makan dulu, ya."
"Baik, baik, silakan!" Irene memberi isyarat pada Carlo.
Keduanya menganggu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda