Bab 18
Rosie terus digendong hingga naik mobil dan ke apartemen Carlo. Carlo sama sekali tidak membiarkannya menginjakkan kaki ke tanah, bahkan sampai ke kamar mandi.
"Aku bisa sendiri."
Kamar mandinya sangat luas, tapi ruang tertutup membuat Rosie gugup, bahkan takut.
"Baik, aku ambilkan pakaian, kamu pakai dulu seadanya."
Carlo tidak melihatnya lagi, langsung berbalik dan keluar.
Rosie akhirnya bisa bernapas lega. Dia berdiri di depan cermin, menatap dirinya sendiri. Dia masih belum bisa sepenuhnya pulih dari kejadian barusan.
Lalu melihat jas yang menutupi tubuhnya, lalu melepasnya dan diam-diam mengecupnya, "Terima kasih."
"Tok, tok ...." Pintu kamar mandi diketuk.
Rosie membuka sedikit celah, lalu sebuah tangan besar dengan urat menonjol menyodorkan sebuah kemeja ke dalam.
Dia menerimanya dan sepasang sandal rumah juga dijatuhkan ke lantai.
"Terima kasih."
"Panggil aku, kalau ada perlu."
"Baik."
Entah setelah berapa lama, setelah selesai mengeringkan rambut, Rosie menyibakkan rambut panj

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda