Bab 211
Ketika Carlo mendekat, Rosie semakin jelas melihat bekas di pipi dan di sudut bibirnya.
Itu adalah warna lipstik Patricia.
"Makanlah sedikit dulu. Aku belikan bubur untuk Bu Patricia, nanti kalau dia sudah bangun, tinggal hangatkan saja." Rosie membuka kotak makanan cepat saji dan menyerahkan sepasang sendok sekali pakai padanya.
"Rosie, barusan dia bicara. Aku ...." Carlo mengambil sendok, lalu tanpa sadar menggenggam tangannya.
Rosie tersenyum. "Aku tahu, aku tak secemburu itu."
Begitu selesai bicara, ujung jarinya menghapus bekas merah di sudut bibir dan pipi Carlo.
Gerakannya agak kuat, Carlo sampai mengernyit kesakitan, tapi tak mengucapkan sepatah kata pun dan hanya bisa menahannya.
"Warna lipstik ini tidak cocok untukmu, biar aku ganti yang lain." Rosie memonyongkan bibirnya.
Ujung jari Carlo menyentuh bibirnya dan baru mengerti kenapa Rosie tadi menyekanya begitu kuat. Dia sama sekali tak menyangka sentuhan singkat tadi meninggalkan bekas begitu jelas.
Belum sempat dia berpikir

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda