Bab 217
Saat Rosie terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Seluruh tubuhnya terasa nyeri, seolah baru saja dilindas berkali-kali oleh truk besar.
Dia terguling dari tangga, lalu diseret lagi, seluruh tubuhnya terasa remuk.
Dia menelan ludah di tenggorokannya yang kering, mengedipkan mata yang kering akibat menangis, merasakan wajahnya tegang, bahkan napasnya terasa panas.
Dia berusaha keras untuk bangkit mencari air, tapi kedua kakinya masih gemetar. Rasa takut akibat penculikan itu terus membayangi pikirannya, tak kunjung hilang.
Tak ada siapa pun di ruang VIP, jadi dia menekan bel panggilan.
Tak lama kemudian, seorang perawat muda masuk sambil memeriksa infusnya dia bertanya, "Kamu sudah bangun. Pacarmu keluar dan seharusnya segera kembali. Apakah kamu ingin ke kamar mandi atau ...."
Pacar?
Sepertinya dia mengira Yevan adalah pacarnya.
"Dia bukan pacarku. Aku sudah menikah."
"Oh, ternyata suamimu!"
"..." Rosie hendak mengatakan sesuatu, pintu sudah terbuka.
Yevan berjalan mas

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda