Bab 218
Cintanya benar-benar setia hingga akhir hayat.
Sayangnya Rosie sudah tidak mencintainya lagi dan tidak membutuhkannya lagi.
Barang kotor, siapa pun mau ambil silakan!
Memikirkan hal itu, dia buru-buru menelepon suaminya.
Dia langsung mengangkat panggilan.
"Rosie, kamu di mana? Kenapa nggak mengangkat teleponku? Pesanku juga tak dibalas?"
"Aku di rumah sakit ...." Dia menjawab dengan suara yang lelah.
"Kamu di rumah sakit mana? Aku segera ke sana!"
Mendengar nada cemasnya di seberang, perasaan Rosie sulit untuk digambarkan.
Seorang CEO yang biasanya bertindak tegas dan dominan, kini justru kehilangan arah.
"Aku di kamar rawat sebelah Patricia," katanya.
Carlo menundukkan pandangannya, di kamar rawat?
Kenapa di kamar rawat?
Dia menutup telepon dan segera bergegas ke sana.
Tuk, tuk, tuk ....
Terdengar ketukan pintu tiga kali, lalu pintu itu dibuka.
Yang masuk adalah Yevan.
"Yevan." Dia menyapa sambil makan. "Kamu mendapatkan makanan ini dari mana? Enak sekali."
Lidahnya menjilat ujung bib

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda