Bab 228
Rosie menoleh dengan kesal, menatap sepasang mata yang dalam dan bertanya, "Tahu kenapa aku marah nggak?"
"Sekarang semuanya sudah jelas, aku juga sudah bilang kalau aku bisa menanganinya." Carlo mengulurkan tangan dan membelai wajah Rosie.
Heh, Carlo memang sulit memahami perasaan orang.
Kalau bisa mengalihkan sebagian kecerdasan dalam menghasilkan uang untuk memahami perasaan orang lain, Rosie juga tidak perlu begitu marah.
"Menanganinya?" Rosie mengerutkan kening, merasa lebih marah.
Carlo menjelaskan dengan wajah muram, "Kamu tahu bukan itu maksudku."
Melihat pria itu menangkup wajah dan berusaha membujuknya, Rosie pun mulai merasa goyah.
Awalnya Rosie tidak berharap pria ini akan begitu mencintainya, juga tidak berdoa agar hubungan mereka berkembang ke tahap tertentu. Namun entah mengapa hatinya terasa sakit dan ingin berdebat.
"Carlo, kamu bilang mau ditangani ya ditangani begitu saja. Kamu juga merasa akulah pelakunya, 'kan?" Rosie membuka sabuk pengaman dan menatap pria itu den

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda