Bab 91
Setelah Cindy pergi, mereka pun duduk makan siang.
Rosie melepas mantelnya, di tubuhnya hanya ada gaun rajut wol berleher tinggi warna hitam, dipadukan dengan sepasang sepatu bot pendek.
Penampilannya yang mungil menempel dengan manja, terlihat begitu menggoda.
"Malam ini kamu ada waktu?" Carlo membuka percakapan lebih dulu.
"Hmm, ada."
"Ada satu hal ingin merepotkanmu."
"Katakan saja."
Rosie bertanya-tanya, masih ada hal apa yang tidak bisa diselesaikan seorang CEO sekelas Carlo.
"Aku ingin kamu bantu menangani wanita penggoda itu."
Rosie terperanjat dan hampir tersedak.
Carol itu seperti pertapa, seharian hanya mengurung diri di kantor.
Masalah cinta begini, apa bisa muncul dari tanah, atau menembus dinding?
Sampai begitu banyaknya?
"Ada seorang lelaki yang putrinya baru membuka perusahaan, malam ini mengundangku ke pesta. Dia sudah lama menyukaiku, dulu sering menempel padaku, ibunya juga berniat menjodohkan kami."
Mata Carlo menatapnya, mengamati reaksi Rosie.
"Kalau begitu kamu se

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda