Bab 94
"Dia dulu teman sekelasku, sekarang rekan kerjaku, nanti teman baikku."
Rosie merasa lemah tak berdaya, tidak tahu harus bagaimana menjelaskan.
Dirinya benar-benar berharap Samuel bisa segera menikah dengan siapa saja.
Setelah bergosip beberapa menit, barulah mereka perlahan pergi.
Namun tetap saja tidak ada yang percaya, justru makin banyak orang yang membicarakan mereka di belakang.
"Kamu dan suamimu ini lagi main peran, ya?"
Erin menatap Rosie yang menunduk sambil melahap manisan, sama sekali tidak peduli dengan gosip luar.
"Sejujurnya, aku bahkan belum begitu kenal keluarganya."
"Kalian belum ketemu orang tua?"
"Secara resmi belum."
"Dia begitu kaya, kamu nggak merasa tertekan?"
"Biasa saja, aku nggak jatuh cinta pada uangnya." Rosie membuang sampah ke tempat sampah setelah habis makan.
"Lalu, kamu jatuh cinta pada bagian apa darinya? Hmm?" Erin menyeringai usil.
Wajah Rosie segera memerah.
Dia tahu betul bagian mana yang dimaksud Erin.
Dirinya hanya tersenyum samar, tidak menjawab

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda