Bab 122
Jayden memicingkan matanya. "Kalau begitu, tolong Pak Ricky jaga Siena."
Siena mengernyit.
Kalimat itu terasa aneh bagi Siena.
Ricky tidak memiliki reaksi khusus. "Sudah seharusnya."
Ricky bersikap anggun dan pengertian.
Sulit untuk membedakan apakah itu tulus atau hanya pura-pura.
Jayden tertegun sejenak.
Sebelum pergi, Jayden melirik Siena lagi.
Jayden pun pergi menemui pacarnya.
Siena menganggap peringatan tiga tahun ini cukup penting. Bagaimanapun juga, ini adalah perpisahan yang sesungguhnya. Meski tak diharuskan berjaga semalaman, belakangan ini pikiran Siena begitu kacau. Siena justru merasa lebih tenang dengan berada di samping ibunya. Malam ini, Siena memutuskan untuk berjaga sepanjang malam di sisi altar peringatan.
Setelah sibuk mengurus segalanya dan mengantar Nikita pergi, hari sudah senja.
Di luar dugaan Siena, Ricky belum pergi.
Siena duduk di depan altar, dan Ricky mengikutinya. Ketika Siena menoleh ke arahnya, Ricky mendongakkan tatapannya yang datar dan berkata, "Aku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda