Bab 139
Saat mendongak.
Ricky melihat sosok ramping yang baru saja tiba di halte bus melalui kaca spion.
Tubuhnya sedikit goyah, mungkin karena gula darah rendah atau hal lain, jadi harus berpegangan pada papan reklame di dekatnya untuk menyeimbangkan diri.
Tampak kurang sehat.
Matanya tetap dingin dan acuh tak acuh, tapi tetap berkata, "Berhenti."
Valen dan Shella menoleh.
Shella adalah orang pertama yang menyadari situasi Siena. Menebak apa yang dipikirkan Ricky, Shella pun berkata dengan nada frustrasi, "Kakak, apa kamu masih dibodohi olehnya? Dia jelas-jelas merasa kesal, jadi kali ini hanya berpura-pura saja!"
"Jangan pedulikan lagi. Kalau peduli, nanti akan masuk perangkapnya," ujar Shella lalu meminta untuk pergi.
Valen menoleh ke belakang, bibirnya terlihat cemberut tanpa suara.
Trik Siena tampaknya semakin sering.
Yang tinggi tidak sanggup diraih, yang rendah tidak mau dijalani. Hanya tahu terus-menerus mengejar cinta dari pria yang tidak mencintainya, dengan cara yang begitu rendah d

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda