Bab 222
Jansen juga hampir dikerumuni orang, kebanyakan membicarakan soal kemungkinan kerja sama. Sementara itu, Siena yang menyepi untuk mencari sedikit ketenangan.
Merasa agak lapar ....
Dia mengambil sepiring kecil kue manis dan memakannya.
Merasa agak haus, dia menoleh ke arah berbagai minuman beralkohol dan non-alkohol di samping. Karena tidak bisa membedakan mana yang rendah alkohol, dia pun memilih segelas yang tampak lebih mirip jus, lalu mengulurkan tangan hendak mengambilnya.
Sebuah tangan dengan ruas jari panjang dan tegas menekan bibir gelas itu.
Siena mendongak.
Bersitatap dengan mata hitam Ricky yang dalam dan tampan.
Wajah Siena terlihat dingin.
Ricky seolah nggak peduli pada ekspresi wanita yang dingin itu, mengambil gelas itu dan berkata datar, "Bukankah kamu nggak tahan alkohol?"
Siena mengernyit.
Sesaat dirinya bahkan tidak tahu harus menjawab apa.
Karena ... memang dia punya pantangan terhadap alkohol, hanya saja tidak terlalu parah.
Tidak disangkanya, pria itu mengetahuiny

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda