Bab 224
Pak Jefry mendorong kacamatanya, tanpa alasan tertentu pandangannya jatuh pada Ricky, lalu terdengar dengusan dingin yang nyaris tak terdengar.
Tanpa tidak memberi penjelasan.
Dia segera berbalik masuk ke dalam ruangan.
Saat melewati Siena, dia berkerut kening dengan ketidakpuasan.
Terselip rasa sayang bercampur sakit hati.
Menyerahkan pendidikan demi menikah, akhirnya malah dikhianati sebegini rupa!
Di depan matanya, pria itu justru mencurahkan segala perhatian pada wanita luar!
Tiga tahun masa muda terbuang sia-sia!
Siena meringkuk sedikit, tak bisa menahan rasa bersalah.
Lucas tak luput menangkap tatapan Pak Jefry pada Siena, seolah penuh "kejengkelan".
Dia pun sudah menduga, ujung bibirnya terangkat tipis. Pak Jefry masuk ke aula dalam, lalu dia bersama orang lain menghampiri.
Tanpa kecuali, semua dengan rasa ingin tahu menoleh pada Jansen, "Pak Jansen, apa Anda tahu kabar dalam? Akademisi memang sudah punya kandidat favorit? Bisa dibocorkan sedikit?"
Kalau benar ada genius puncak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda