Bab 8
Renita mengunciku di ruangan yang gelap serta sempit dan berkata dari balik pintu.
"Lucy, maafkan aku. Kalau aku bisa memilih antara kamu dan kakakku, aku tetap akan memilih kakakku."
"Aku berutang budi padamu di kehidupan ini. Mari kita berteman lagi di kehidupan selanjutnya."
Melalui celah pintu, aku menyaksikan tanpa daya ketika dia ditangkap oleh pria Negara Tawana itu saat mencoba melarikan diri.
Mereka berdua berdebat sengit tentang pembagian harta rampasan.
Renita didorong dari lantai tiga oleh pria itu.
Kebenaran pun terungkap.
Aku berusaha membuka mata dan menatap Ricky yang panik di hadapanku.
"Apa kamu puas dengan kebenaran yang kamu inginkan?"
Ricky mencengkeram lenganku erat-erat, menangis tidak berdaya seperti anak kecil.
"Maafkan aku, Lucy, ini salahku."
"Jangan marah padaku. Aku akan mencari dokter terbaik dan menggunakan obat terbaik. Aku pasti akan menyembuhkanmu."
"Setelah kamu sembuh, aku akan menghabiskan seluruh hidupku untuk menebus dosa-dosaku."
Aku ingin menepu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda