Bab 101
Begitu berbaring di tempat tidur dan kepalanya menyentuh bantal, Shania langsung tertidur.
Saat terbangun, hari sudah menjelang siang keesokan harinya.
Siska sudah pergi.
Di atas meja teh, sudah ada sarapan yang dipesan lewat aplikasi, di bawahnya diselipkan secarik kertas: [Hari ini dilarang keluyuran. Diam yang manis di rumah, nanti aku pulang untuk kasih makan kamu.]
Dada Shania terasa hangat.
Anak ini sendiri jarang sarapan, tapi tak pernah lupa menyiapkan untuknya.
Dia membuka kantongnya, mengambil sarapan, lalu menyalakan TV. Dia memilih sembarang drama, dan makan sambil menonton.
Dramanya bertema konflik rumah tangga, dan saat sampai pada adegan pertarungan mertua dan menantu perempuan, dia jadi teringat pada Wina dan Qiara.
Kemarin sore, mereka berdua pulang ke rumah Keluarga Senjaya bersama-sama.
"Apa mereka sudah bersatu lagi, ya?"
"Secepat itu Wina lupa kalau sebelumnya dia dijadikan kambing hitam dan dimanfaatkan?"
"Meski dia bukan orang yang terlalu pintar, tapi dia nggak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda