Bab 102
"Hah ... "
Setelah lama terdiam, hanya terdengar tawa pelan dari tenggorokan Shania.
Seolah dia sudah terlalu marah hingga kehilangan kata-kata.
Di seberang telepon, Wulan yang masih menunggu tanggapannya, berseru pelan, [Kamu masih bisa ketawa? Gimana bisa ketawa di saat begini! Demi membela Qiara, Keluarga Senjaya malah menumpahkan semua kebusukan ke kamu. Apa kamu bisa tahan?]
[Keluarkan lagi auramu waktu di acara amal itu, balas mereka habis-habisan!]
[Bikin kapok tuh orang-orang bajingan!]
Bahkan kata-kata kasarnya ikut keluar.
Padahal dia dikenal sebagai sosialita nomor satu di Kota Awani yang selalu tampil manis, anggun, dan berbicara lemah lembut.
Shania menyindir sambil bercanda, "Kamu nggak takut kalau semua yang dia omongkan itu ternyata benar? Bukti-buktinya jelas banget, lho."
[Omong kosong!]
[Aku, Wulan Yadira, berani jamin kalau kamu, Shania Wenas, bukan orang kayak gitu!]
[Siapa sih yang nggak tahu kelakuan buruk Qiara di kalangan kita? Dulu aku pikir Jevan itu cowok id

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda