Bab 392
"Kalian berdua pergi duluan."
Shania membawa Sonia ke dekat jendela dan menyuruhnya memanjat keluar. "Lari dulu, lalu hubungi polisi. Tersesat pun nggak apa-apa, yang penting lari sejauh mungkin dan cari tempat untuk bersembunyi."
Sonia menjawab, "Baik, baik, a ... aku ingat."
Meski begitu gugup hingga tangan dan kakinya mati rasa, dia tetap memantapkan diri dan memanjat ke jendela. Namun, tepat sebelum keluar, dia tiba-tiba menoleh dan bertanya, "Nona, siapa namamu?"
"Cepat pergi! Jangan banyak bicara!"
Shania mendesaknya dengan cemas, bahkan hampir mendorongnya.
Sekarang setiap detik sangat berharga. Masih banyak orang yang harus mereka bantu keluar.
Begitu diteriaki, Sonia pun tak berani menunda lagi dan segera melompat turun.
Sebenarnya, dia hanya ingin tahu namanya agar bisa berterima kasih padanya di lain waktu.
Gadis ini memang cerdas dan pemberani. Dia menghadapi situasi tanpa panik. Saat perlu bersikap lembut, dia bisa sangat lembut. Saat harus tegas dan galak, dia juga tidak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda