Bab 406
Shania menghela napas. "Kalau kamu nggak percaya dengan apa yang kukatakan padamu pagi tadi, ya sudah."
Setelah itu, dia menutup telepon dan langsung memblokir nomor Nayla.
Nayla masih ingin menelepon balik, tapi panggilannya sudah tidak bisa tersambung.
Di saat yang sama, sebuah mobil sedan hitam perlahan melaju di jalan menuju luar kastel. Di dalamnya duduk seorang perempuan dengan wajah penuh kegelisahan.
Shania meletakkan ponselnya.
Dia berjalan ke sebuah bangku panjang di luar sebuah kafe dan duduk.
Hatinya terasa sedikit berat.
Padahal Shania tahu itu hanyalah siasat Nayla, tapi entah kenapa ... dia tetap merasa sedikit terpengaruh.
Di belakangnya, Teddy memperhatikan dengan bingung.
Ada apa dengan Kak Shania?
Siapa tadi yang menelepon?
Shania duduk sebentar, lalu bangkit dan berjalan kembali ke arah vila.
Setibanya di vila ...
Dia langsung naik ke lantai atas tanpa berkata apa-apa.
Di ruang tamu, Jeffry memanggil Teddy, "Ada apa tadi?"
Teddy mengangkat bahu. "Entahlah, tadi di t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda