Bab 41
Raut wajah Rafael menggelap. "Kevin, kamu baru kerja denganku hari ini?"
Di seberang telepon, Kevin yang baru saja keluar dari ruang rapat langsung menahan napas.
Urusan pribadi Pak Rafael bukan sesuatu yang bisa dia campuri. Selain itu, Pak Rafael paling tidak suka orang yang terlalu banyak bertanya, terutama soal hal-hal yang sudah dia putuskan.
Dengan suara rendah, Kevin menjawab, "Baik, Pak Rafael. Saya akan segera mengurusnya."
Rafael langsung memutuskan panggilan, ekspresinya saat ini sangat muram.
"Kakek, kamu benaran sudah nggak apa-apa?"
Javi sedang bertanya dengan serius ketika Rafael masuk, menyapanya singkat, lalu kembali menatap Kakek Arian.
"Sudah jauh lebih baik," ujar Kakek Arian lalu menunjuk ke arah pintu. "Kalau nggak ada urusan lagi, kalian berdua pulanglah dulu. Aku ingin bicara dengan Rafa."
"Baik, Kek."
Javi pun pergi bersama Yevani, dan tidak lupa menutup pintu setelah keluar.
Rafael menarik kursi dan duduk di samping ranjang. "Gimana perasaanmu? Benaran sudah j

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda