Bab 66
Intinya, harga itu masih bisa lebih tinggi. Enam miliar sudah termasuk murah untuk Javi.
"Kamu bisa cari tahu sendiri, apa enam miliar cukup untuk membeli patung singa seperti itu."
Tanpa menunggu jawaban Javi, Dreya langsung melangkah pergi dengan cepat.
"Maksudmu, itu tergolong murah untukku? Arogan sekali kamu, dari mana datangnya rasa percaya diri itu?"
Suara Javi terdengar dari belakang, tetapi Dreya tidak berniat menanggapinya lagi. Dia terus berjalan menjauh.
Setibanya di kamar Kakek Arian, Dreya langsung memeriksa kondisi kesehatannya.
"Kakek, gimana perasaanmu hari ini?"
Sambil memeriksa denyut nadi, dia menatap wajah ramah sang kakek.
Kakek Arian mengangguk pelan. "Jauh lebih baik. Aku sudah bisa berjalan, dan napas pun terasa lebih lancar."
"Kalau begitu, nanti akan aku buatkan resep obat. Minum beberapa hari, lalu lanjutkan dengan terapi akupunktur. Mungkin pemulihan Kakek akan lebih cepat."
"Baiklah, aku serahkan semuanya padamu."
Saat Dreya sedang merapikan perlengkapan m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda