Bab 332
"Kamu ... kamu mau apa?"
Melihat Arman mendekatinya, Julius gemetar.
Arman tidak menjawab.
Hanya saja, tatapannya makin dingin.
Pupil mata Julius mengerut.
Merasakan niat membunuh dari Arman, Julius mengancam dengan keras, "Beraninya!"
"Aku nggak takut pada apa pun."
Arman mengangkat sudut bibirnya dengan dingin.
Melihat tangan kanan Julius yang sudah patah, dia mengalihkan pandangannya pada tangan kirinya yang masih utuh.
"Glek."
Jakun Julius bergerak tanpa disadari.
Dia merasakan tatapan Arman.
Dia tahu apa yang ingin dilakukan anak itu.
Namun, dengan keadaannya yang terluka parah saat ini, dia sama sekali tidak bisa melawan.
Namun, sebagai wakil komandan keluarga Setiadji, dia tidak akan membiarkan dirinya menyerah kepada seorang bocah yang dianggapnya pecundang!
Dengan ekspresi yang makin bertekad di matanya, dia mengancam Arman, "Bocah, coba saja kalau kamu berani mengusikku! Aku ini wakil komandan keluarga Setiadji ... Ah!"
Kalimatnya belum selesai diucapkan.
Tiba-tiba terdenga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda