Bab 338
Seorang jenderal yang baru 28 tahun.
Dia adalah satu-satunya di keluarga Parwiz walau dalam 5000 tahun pun.
Meskipun Adrian memang sangat menjengkelkan, bakatnya harus diakui.
Jika Arman benar-benar bisa mencapai Tahap Penguasa di usia seperti ini, Cassia benar-benar merasa senang untuknya.
"Huh ... "
Cassia menghela napas dalam saat berpikir.
"Ada apa, Bu Cassia? Kenapa menghela napas dalam?" tanya Arman dengan heran.
Cassia menatap Arman sejenak, lalu berkata, "Kadang Akademi Militer benar-benar berharap kamu nggak berbual. Jadi, mungkin suatu hari nanti kamu benar-benar bisa melawan keluarga Frenko."
Rupanya Bu Cassia sedang mengkhawatirkan Arman.
Mata Arman berkedut.
Dia merasa sedikit terharu dan tersenyum. "Terima kasih banyak, Bu Cassia atas perhatianmu."
"Mentalmu memang bagus."
Melihat senyuman yang muncul kembali di wajah Arman, Cassia menggelengkan kepala dengan lembut.
Arman balas dengan senyum tipis.
Tanpa menjelaskan lagi, dia berkata, "Ayo, Bu Cassia, mari kita pulang."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda