Bab 794
"Arman."
Vani memanggil dengan lembut.
"Ya?"
Arman menatap Vani sambil tersenyum.
"Nggak apa-apa."
Vani tiba-tiba mengalihkan pandangan dan tidak lagi menatap Arman.
"Ada apa, Bu Vani?"
Arman bertanya dengan perhatian.
"Nggak apa-apa. Aku merasa pinggangku agak pegal karena sibuk seharian."
Vani berkata. Saat berbicara, dia agak menghindari tatapan dari Arman, "Aku ... aku berbaring di kamar dulu."
"Ya?"
Arman menatap Vani yang ekspresinya tiba-tiba agak aneh, lalu bertanya lagi, "Apa benar-benar nggak apa-apa?"
"Nggak, hanya karena terlalu lama berdiri, bahuku malah makin pegal, jadi mau berbaring di kamar."
Vani menjelaskan.
Agar tidak membuat Arman curiga, dia sengaja mengangkat bahunya.
Akan tetapi, dia juga tidak sedang berbohong.
Akhir-akhir ini terlalu lama berbaring, bahu dan pinggangnya benar-benar agak pegal.
"Ini mudah! Nanti biar aku memijatmu. Aku jamin seluruh tubuhmu menjadi rileks."
Arman tersenyum menyeringai.
Jika bahunya pegal, Arman bisa menyelesaikan keluhannya dal

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda