Bab 798
Saat mendengar suara Vani yang penuh rasa malu, hati Arman bergetar.
Jelas Vani masih merasa canggung karena reaksinya barusan tadi.
Demi meredakan rasa canggung ini, Arman terpaksa berkata, "Bu Vani, itu ... sebenarnya kondisi barusan tadi reaksi normal tubuh manusia. Kamu nggak perlu merasa malu."
Maksudnya adalah agar suasana Vani agak rileks setelah mendengarnya.
Namun, setelah Vani mendengar kata-kata ini, wajahnya malah menjadi makin merah.
Bukankah hal ini menjelaskan bahwa dia adalah semacam wanita yang genit?
Jika tidak, kenapa barusan tadi dia mengeluarkan suara aneh semacam itu secara tak terkendali?
"Arman, kamu ... kamu kembali saja dulu. Aku mau berbaring sebentar lagi."
Vani berusaha membuat suara dirinya terdengar tenang.
"Baiklah. Kalau begitu, kamu istirahat dulu."
Arman juga merasa canggung.
Seolah-olah ucapannya barusan tadi agak memiliki maksud yang tidak jelas.
Akan tetapi, jelas tidak cocok untuk tinggal di sini dalam suasana seperti ini. Rasa canggung mereka ber

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda