Bab 828
Menghadapi pertanyaan Arman, tubuh Saiful langsung menjadi dingin dan kaku.
"Aku … aku nggak tahu … " Saiful menjawab dengan gemetar.
"Nggak tahu?"
Sudut bibir Arman melengkungkan senyum dingin, "Sepertinya, rasa sakit yang kamu alami tadi masih belum cukup."
Setelah berbicara, Arman langsung mengeluarkan lima jarum perak.
"Apa yang akan kamu lakukan!"
Kulit kepala Saiful terasa kesemutan.
Arman mengabaikannya. Dia langsung menusukkan lima jarum perak yang ada di tangannya ke ujung jari tangan Saiful.
"Aaah!"
Tiba-tiba, terdengar suara jeritan yang menyayat hati di lapangan Paviliun Sembilan Arah.
Suaranya seperti logam terbelah dan sutra dirobek, membuat Farid di samping tak bisa menahan rasa dingin di hatinya.
Dia teringat proses mereka menyiksa Dita waktu itu.
Pak Arman sepertinya ingin menggunakan cara ini untuk membalas mereka satu per satu!
"Sakit sekali ya? Ini hanya salah satu cara kalian menyiksa Dita dulu."
Arman memandang Saiful dengan tatapan dingin.
"Ah! Bajingan! Aku ak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda