Bab 220
Dibandingkan dengan sikap Sandy yang dingin serta keras kepala, Felix lebih ramah dan mudah diajak bicara.
Baru saja, dia cepat-cepat menarik foto yang salah kirim darinya. Setelah menunggu lama, Sandy tetap tidak memberi balasan apa-apa.
Pasti dia tidak melihatnya. Jadi, dia meneruskan foto itu ke Cahyo.
Tadi, dia sempat berkata pada Cahyo, kalau Lily menikah dengan Felix, itu bukan ide buruk. Namun, Cahyo segera meneleponnya dan memarahinya habis-habisan.
"Keluarga Sudarsono memang nggak sehebat keluarga Febrianto, tapi mereka nggak akan terima barang bekas dari keluarga Febrianto. Mimpi apa kamu!"
Perkataan Cahyo langsung menyadarkan Karina.
Dia harus benar-benar memutus benih hubungan antara Lily dan Felix.
"Tante, dia punya hak dan kebebasan buat berteman. Baik Sandy maupun kamu, nggak berhak mengganggunya."
Nada suara Felix tetap tenang, begitu sabar menjelaskan, "Aku dan dia, cuma teman."
'Untuk saat ini.'
Dia menambahkan itu dalam hatinya.
Karina tertawa sinis. "Hak dan kebebas

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda