Bab 243
Lily pun mengangkat teleponnya. Bukan karena ingin, melainkan takut Sandy akan mendatangi dia di publik jika tidak diangkat.
Selama masa kompetisi, hubungan peserta dengan sponsor atau juri selalu menjadi sorotan sensitif di mata orang lain.
Secuil kelalaian bisa membuatnya dicap "main belakang".
Pria di seberang sana meninggalkan kalimat tidak masuk akal, lalu sambungan telepon langsung terputus. Suara "tut, tut, tut" menggema berulang di telinganya.
Lily tersadar, lalu menatap layar ponselnya yang sudah gelap. Dia memasukkan ponsel itu ke saku tanpa pikir panjang dan kembali menunduk, menunggu mobil yang tidak kunjung datang.
Mungkin karena orang yang menunggu makin banyak sekaligus kendaraan terbatas, petugas keamanan hotel pun membantu cari solusi dengan mencocokkan arah tujuan mereka.
Dengan begitu, waktu tunggu Lily setengah lebih cepat ketimbang sebelumnya.
Dua desainer pria kebetulan menuju arah yang sama dengan Lily. Jadi, mereka memutuskan untuk berbagi tumpangan.
Rumah Lily

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda