Bab 375
Dibandingkan dengan ekspresi kaku Lily, wajah Shita pun tidak jauh berbeda, mungkin lebih buruk.
Mana mungkin Shita tidak menyadarinya?
Sandy tidak hanya datang dengan alasan mengajak mereka makan bersama. Ternyata, ada maksud lain di balik tindakannya.
Sachi, yang berdiri patuh di belakang Sandy, tampak tidak menyadari ketegangan yang terjadi.
Ini adalah kali pertama Lily bertemu Sachi. Gadis itu berwajah bulat dengan pipi agak berisi, kulitnya agak pucat, memberi kesan polos bercampur dengan daya tarik tersendiri.
Yunia melirik ke arah Lily. "Kenapa Sandy sialan malah mengajak mereka berdua? Apa maunya?" bisiknya kesal.
Lily tidak bisa berkata apa-apa. Kata-kata Yudha seketika melintas di benaknya. Dia agak mendongak hingga tatapannya jatuh pada Shita. Wanita itu mengikuti gerakan Sandy dengan tenang, ekspresinya tidak menunjukkan kecanggungan sedikit pun.
Sandy sendiri bersikap "sopan". Dia tidak langsung duduk dan menunggu tanggapan dari Karlina.
Karlina tersenyum canggung. "Sandy,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda