Bab 404
Pupil matanya gelap dan ekspresinya serius dan tegas, membuat Sachi lupa untuk menangis.
Bahkan, air mata yang sudah menggantung di kelopak matanya pun tidak sempat jatuh.
"Nona Shita, silakan ikut dengan kami."
Para polisi menghela napas lega dan meminta Shita untuk ikut ke kantor polisi.
Secercah harapan di hati Shita perlahan mengecil, hingga akhirnya berubah menjadi abu.
Shita berjalan mendekati Sandy dan berkata, "Sandy, apa kamu nggak percaya sama aku?"
Sandy meliriknya sekilas dan bertanya, "Percaya atau nggak, apa itu penting?"
"Pentinglah!" Shita spontan menjawab. "Buatku, setiap keputusan dan pemikiranmu berarti banget."
Mengingat bagaimana Shita tidak menyangkal perkataan Yonatan sebelumnya, 'Kamu berani omong kalau kamu nggak menyukai pria sehebat Pak Sandy?'.
Sandy merasakan hawa dingin di hatinya.
Seorang bawahan yang telah Sandy didik dengan cermat, seorang rekan kerja yang dia percayai untuk menangani tugas penting,
Ternyata selama ini memikirkan hal-hal selain pekerjaa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda