Bab 617
Meski dilihat dari balik jendela, kegundahan yang melingkupi Lily tampak sangat jelas.
Jonatan mendengus kesal. "Kenapa bukan kamu sendiri saja yang masuk?"
"Sudah kubilang, aku nggak profesional," sahut Sandy tegas.
Lagi pula, Lily pasti tidak akan sudi melihatnya.
"Aku baru selesai operasi, aku capek banget." Jonatan enggan. "Kalau kamu memang mau menebus kesalahan, usaha sendiri saja, dong. Jangan jadikan aku korban."
Sandy meliriknya sinis. "Kalau memang segitu capeknya, ya sudah, eksperimenmu nggak usah dilanjut saja."
Jonatan seketika mendorong pintu dan masuk ke dalam bangsal. "Gimana keadaannya?"
Pintu di belakangnya perlahan tertutup, suara dari luar pun terdengar makin pelan.
"Dokter Jonatan." Lily menatapnya, seperti melihat secercah harapan di tengah kekalutan. "Apa arti garis merah yang terus menyala di alat ini?"
Jonatan melirik sekilas dan berkata. "Tenang saja, itu memang selalu merah, kok."
Lily menghela napas lega. Dia baru saja hendak memanggil perawat untuk memastik

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda