Bab 254
Nadira sempat berpikir bahwa Beni membiarkannya terjebak di situ untuk menghadapi segalanya sendiri, tetapi ternyata dia sudah tahu apa yang terjadi.
Dengan sedikit rasa takut dan malu, Nadira mengulurkan tangannya dan memeluk pinggangnya dengan lembut, matanya melirik ke pintu, lalu dengan suara lembut dan cemas dia berkata, "Kalau begitu, aku sudah mengusir Pak Arvan, apa kamu masih marah?"
Beni memandang Nadira dengan tatapan penuh perhitungan, tenggorokannya bergerak sedikit saat dia mengeluarkan senyum tipis yang elegan, tetapi penuh makna.
"Dia cuma seorang manajer, kamu kira pengaruhnya besar? Properti Sinar Harmoni sangat aku hargai. Orang-orang yang benar-benar punya kemampuan, mereka akan aku tempatkan di inti perusahaan," ujar Beni dengan nada tenang, tetapi tegas.
Dia seakan memberi isyarat bahwa Pak Arvan, yang dianggapnya hanya sekadar kacang kulit, bisa dia biarkan Nadira tangani sesuka hati.
Beni kemudian berbalik tubuh, menggenggam tangan kecil Nadira dengan lembut, da

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda