Bab 727
Kenapa juga dia harus membantu pria itu?
Rasanya, Nadira ingin melempar tas belanjaan itu ke luar.
Dia menatap pria itu dengan tajam. "Beni, kamu sebenarnya mau apa? Aku sudah bilang, kamu nggak diterima di sini."
"Kamu nggak lapar?" Pria itu berbicara sendiri, seolah sudah memutuskan untuk pasang muka tembok.
Dia membawa tas belanjaan berisi daging ke dapur, kemudian mengulurkan pergelangan tangannya. "Tolong lepaskan jamku."
Nadira Mendengkus dan tidak menghiraukannya. Perempuan itu langsung duduk di sofa, membuka berkas kantor.
Pelipis Beni berkedut. Dia pun mengulurkan tangan ke Zea. "Ini daging rusuk kesukaanmu."
Apa boleh buat?
Zea yang sudah telanjur meneteskan air liur merasa tidak enak jika menolak. Bocah itu melirik wajah dingin sang ibu, lalu membantu ayahnya melepas arloji.
Pria itu melangkah ke dapur. Tidak lama kemudian terdengar suara Beni yang sibuk memasak.
Dia memang bisa memasak. Tiga tahun lalu dia juga sempat pamer kemampuan. Zea juga bilang, selama ini selalu ayah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda