Bab 770
Tangan gadis itu terulur mengambil berkas pemeriksaan, sedikit gemetar.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Beni berbasa-basi sambil melirik perawat di samping, bersiap menyuruh perawat itu membantu sang gadis.
"Nggak apa-apa ... " Gadis itu mencoba tersenyum, tetapi setetes air matanya telanjur jatuh ke lengan jas Beni.
Gadis itu buru-buru meminta maaf. Saat mendongak, matanya yang basah tampak hampa dan lelah. "Pasien yang datang ke sini pasti sudah siap mental ... "
"Apa keluarga Bapak juga ada yang lagi menunggu hasil pemeriksaan?"
"Semoga dia sehat, nggak seperti saya."
Gadis itu terbatuk pelan. Senyumnya membuat gadis itu terlihat makin mirip Nadira. Beni pun menatapnya lebih lama meski tanpa ekspresi.
"Mari, Pak." Gadis itu mengangguk kecil, lalu pergi.
Beni berdiri di tempat, hendak menuju lift.
Seorang asisten dokter berlari mendekat dan berkata dengan hormat padanya, "Tuan Ketiga, Dokter Yann masih di laboratorium. Dia mengundang beberapa dokter ahli untuk konsultasi soal tes darah i

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda