Bab 793
Nadira yang mabuk terlalu menggoda untuk dilewatkan. Beni tidak bisa mengendalikan diri.
Begitu merasakan manisnya bibir itu, akal sehat Beni langsung hilang. Gairah mengambil alih, membuat seluruh tubuhnya membara dan tegang.
Dia sudah lupa apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan.
Pria itu menggunakan kakinya untuk menahan kaki Nadira. Ciumannya mulai liar, matanya meluapkan hasrat yang membara. Suaranya sarat dengan kegetiran saat bertanya, "Nadira ... kalau ini cuma mimpi, apa aku boleh melakukannya?"
Nadira hanya bisa menggumam pelan. Alkohol mengaburkan pikirannya. Tubuhnya seolah melayang, kewalahan menahan rangsangan yang terus meningkat.
"Kalau cuma mimpi, mungkin boleh ... "
"Beni, kita masih bisa nggak ... "
Ha, bisa apa?
Bisa rujuk?
Dia tiba-tiba merasa bahwa perempuan di depannya ini tidak benar-benar membencinya. Mungkin masih ada kesempatan baginya!
Telapak tangannya menyentuh dada perempuan itu, sempat ragu apakah harus melanjutkan. Namun, Nadira tiba-tiba menggenggam

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda